Rabu, 09 Maret 2016

MAKALAH
PENGANTAR MANAJEMEN OPERASI

                                                            







Dosen :

( Dr. Ir. Slamet Riyadi Bisri., M.B.A )



oleh :
DWI NISCAYAWATI
NIM :  2016P200…/ Kelas : XXI B
PROGRAM STUDI MANAJEMEN


DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuTugas Mata Kuliah
Program Pasca Sarjana

                                               PROGRAM PASCA SARJANA                                          UNIVERSITAS ISLAM BATIK (UNIBA) SURAKARTA
2016










BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen produksi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga dapat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen produksi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi.
Pelaksanaan kegiatan manajemen merupakan tanggung jawab seorang manajer diartikan sebagai orang yang bertanggung jawab lebih besar dari pada apa yang dia dapat lakukan sendiri. Sehingga membutuhkan bantuan orang lain dalam mencapai tujuan organisasi, sedangkan manajer produksi yang akan menentukan keberhasilan organisasi perusahaan sebagai produsen yang baik, selanjutnya keberhasilan usaha suatu perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasarannya ditentukan oleh kemampuan manajer produksi, serta kemampuan manajer pemasaran dan manajer keuangan disamping kemampuan majemen puncak atau direksi untuk menciptakan hasil sinergi dari seluruh kegiatan bersama perusahaan.
Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola yang sering disebut sebagai faktor-faktor produksi yaitu : Material atau bahan, Mesin atau peralatan, Manusia atau karyawan, Modal atau uang, Manajemen yang akan memfungsionalisasikan keempat faktor yang lain. Dengan demikian manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya.
Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen produksi operasi bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan tepat pada waktunya.
B.   Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang diatas adapun rumusan masalahnya, yaitu:
  1. Apa pengertian produksi ?
  2. Apa saja fungsi produksi ?
  3. Apa pengertian manajemen produksi ?
  4. Apa pengertian produktivitas ?
  5. Bagaimana karakteristik produksi modern ?
  6. Bagaimana proses produksi ?
C.  Tujuan Penulisan
Tujuan utama pembuatan makalah ini untuk memenuhi nilai mata kuliah Manajemen Bisnis. Selanjutnya untuk memaparkan pengertian produksi dan manajemen produksi, menjelaskan bagaimana proses produksi dan mengetahui karakteristik produksi modern.


  


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Produksi dan Fungsi Produksi
Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills (organizational, managerial and technical skills). Kegiatan produksi untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi disebut Produsen.
Produksi diartikan usaha menciptakan barang dan jasa yang menambah kegunaan (utiliy). Ada 4 kegunaan (utility) yang timbul dari produksi ini yaitu :
  1. Form utility (Kegunaan Bentuk)
Peningkatan kegunaan dari suatu benda antara lain dapat disebabkan oleh perubahan bentuknya. contoh : nilai guna dari sebuah lempengan besi relatif rendah, namun jika lempengan besi tersebut ditempa menjadi sebuah pisau, maka nilai gunanya akan menjadi lebih besar.
2.      Place utility (Kegunaan Tempat).
Pertambahan kegunaan dari suatu benda antara lain dapat karena dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh : sebuah mantel yang tebal tidak banyak gunanya jika dipakai di daerah tropis, namun jika dipakai di daerah dingin maka akan lebih terasa manfaatnya.

3.      Time utility (Kegunaan Waktu)
Kegunaan suatu benda bertambah jika benda itu dipakai pada waktu-waktu yang tepat dan sesuai dengan manfaat benda tersebut. Contoh : payung akan lebih berguna jika dipakai pada waktu hujan atau saat hari terik.
4.      Posession utility (Kegunaan Kepemilikan) .
Kegunaan suatu benda baru terasa bila telah ada pemiliknya, atau dimiliki oleh konsumen yang tepat. Contoh : tanah yang kosong dan terbengkalai tidak akan memiliki manfaat, tetapi tanah tersebut baru membawa manfaat bila dimiliki dan diolah oleh manusia yang bisa mengolah tersebut.
Sebelum membahas tentang fungsi produksi, perlu diketahui beberapa bagian yang mendukung fungsi produksi tersebut. Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi. Oleh karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua bagian dapat berjalan seiring dan seirama dan dapat dihindarkan benturan-benturan kepentingan antar bagian dalam perusahaan.
Tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di samping hasil produksi yang harus bagus kwalitasnya juga harus di pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi.  Tugas-tugas tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu. Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi dapat dirumuskan dalam empat hal yaitu : tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Waktu dan Tepat Ongkos/Harga.
Jumlah produk yang dihasilkan haruslah direncanakan dengan baik agar tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit. Bila produksi terlalu banyak tentu saja akan mengakibatkan bertumpuknya hasil produksi di gudang. Hal ini akan mengakibatkan disamping barang tersebut akan mengalami kerusakan dalam penyimpanannya, maka penumpukan tersebut berarti banyak modal yang tertanam dalam barang jadi itu berhenti dan menjadi kurang efektif. Dengan pedoman pada empat hal tersebut maka bagian produksi akan dapat mencapai sasarannya dengan baik. Keempat hal tersebut dapat dikenal dengan mudah sebagai “empat tepat”.
Assauri (1993:30) memberikan definisi atau pengertian fungsi produksi adalah sebagai pertanggungjawaban dalam pengolahan dan pentransformasian masukan (inputs) menjadi keluaran (outputs) berupa barang atau jasa yang akan dapat memberikan hasil pendapatan bagi perusahaan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut diperlukan serangkaian kegiatan yang merupakan keterkaitan dan menyatu serta menyeluruh sebagai suatu sistem. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan fungsi produksi ini dilaksanakan oleh beberapa bagian yang terdapat dalam suatu perusahaan, baik perusahaan itu berupa perusahaan besar, maupun perusahaan itu adalah perusahaan kecil. Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah:
  1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (inputs)
  2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
  3. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu
  4. Pengendalian atau perawatan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
Everett dan Ebert (1992:5) memberikan definisi atau pengertian fungsi produksi dengan mengatakan sebagai berikut :”Economic refer to this transformation of resources into goods and services as the production function for all operation systems the general goals is to create some kinds of value added, so that the output are worth more to consumers than just the sun of the individual inputs. ” Jadi fungsi produksi merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang, mengubah sesuatu yang nilainya lebih rendah menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi dengan menggunakan sumber daya yang ada, seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin dan sumber-sumber lainnya, sehingga produk yang dihasilkan dapat memberikan kepuasan pada konsumen. Dengan demikian untuk membuktikan apakah produksi tersebut telah berjalan atau tidak, maka diperlukan suatu pemeriksaan yaitu pemeriksaan manajemen. Sedangkan program pemeriksaan manajemen pada fungsi produksi yang akan dilakukan adalah perencanaan dan pengendalian produksi, tenaga kerja produksi, fasilitas produksi, dan pelaksanaan proses produksi.
Fungsi produksi dapat mencerminkan keadaan teknologi penggunanya, baik itu perusahaan, industri, maupun perekonomian secara umum. Perubahan penggunaan teknologi akan mengubah bentuk fungsi produksi. Misalnya, perusahaan memproduksi sepatu. Dalam fungsi produksi, sepatu itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisi faktor produksi diubah begitu saja, maka hasilnya akan berubah.
B.  Pengertian Manajemen Produksi
Secara harfiah, Manajemen Produksi terbangun atas dua kata, yaitu Manajemen dan Produksi. Manajemen memiliki dua makna, manajemen sebagai posisi dan manajemen sebagai proses. Manajemen Produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan dengan proses pengolahan masukan (input, sumber daya produksi) menjadi keluaran (output, produk barang maupun jasa) dengan nilai tambah yang lebih besar.
Dari pengertian tersebut, Manajemen Produksi memiliki beberapa unsur utama, yaitu:
  1. Manajemen Produksi adalah sebuah proses manajemen, sehingga kegiatannya berawal dari aktivitas perencanaan dan berakhir pada aktivitas pengendalian.
  2. Manajemen Produksi mengkaji kegiatan pengolahan masukan menjadi keluaran tertentu, baik barang maupun jasa.
  3. Manajemen Produksi bertujuan untuk memberikan nilai tambah atau manfaat lebih besar kepada organisasi atau perusahaan.
  4. Manajemen Produksi adalah sebuah sistem yang terbangun dari subsistem masukan, subsistem proses pengolahan, dan subsistem keluaran.
Selanjutnya, kita perlu malihat definisi Manajemen Produksi atau Operasinal sebagai suatu tipe ilmu manajemen dari manajemen fungsional perusahaan menurut pandangan para pakar Manajemen Produksi atau Operasional. Menurut Chase dan Aquilano (1995), Chase, Aaquilano dan Jacobs (2001), Russel dan Taylor (2000), Adam dan Ebert (1992) pada pokoknya merupakan sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan pendesainan, kegiatan transformasi (operations), dan perbaikan sistem yang berfungsi untuk menciptakan dan menyerahkan keluaran yang dihasilkan oleh perusahaan, baik produk barang maupun jasa.
Pembuatan keputusan merupakan elemen penting manajemen operasi dan produksi. Pembuatan keputusan dapat dipandang dari berbagai perspektif yang berbeda. Pembuatan keputusan merupakan keseluruhan proses pencapaian suatu keputusan dari idetifikasi awal melalui pengembangan dan penilaian alternatif-alternatif sampai pemilihannya.
Proses pembuatan keputusan diawali dengan perumusan masalah yang dilakukan dengan menguji hubungan sebab-akibat, mencari penyimpangan-penyimpangan, dan yang paling penting adalah berkonsultasi dengan pihak lain. Selanjutnya pengembangan alternatif-alternatif dengan mengumpulkan analisa data yang relavan. Dari data tersebut ditentukan alternatif dikembangkan sebelum diambil suatu keputusan.
Setelah dikembangkannya alternatif maka langkah selanjutnya adalah evaluasi alternatif- alternatif  yang tergantung pada kriteria pemilihan keputusan yang tepat. Evaluasi alternatif dipermudah dengan penggunaan model-model matematik formal. Ini memungkinkan pembuat keputusan untuk mengkuantufikasikan kriteria dan batasan-batasan serta mengevaluasi berbagai alternatif berdasarkan kerangka model. Pemilihan alternatif dilakukan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif untuk mempermudah alternatif yang tinggi. Alternatif yang terpilih sering hanya berdasarkan jumlah informasi terbatas yang tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan keputusan manajer. Pilihan alternatif terbaik pun sering merupakan komprom berbagai faktor yang dipertimbangkan.
Implementasi keputusan. Suatu keputusan belum selesai sebelum diterapkan dalam praktek. Langkah ini sama krusialnya dengan proses pembuatan keputusan secara keseluruhan. Pemahaman akan perubahan organisasional adalah kunci sukses implementasi. Implementasi tidak sekedar menyangkut pemberian perintah, namun dalam hal ini manajer harus menetapkan jadwal kegiatan atau anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumberdaya yang diperlukan serta melimpahkan wewenang dan tanggungjawab tertentu.
Melihat pengertian Manajemen Produksi atau Operasional menurut para pakar di atas, maka ada tiga kategori keputusan atau kebijakan utama yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:
  1. Keputusan atau kebijakan mengenai desain. Desain dalam hal ini tergolong tipe keputusan jangka panjang, dan dalam arti yang luas meliputi penentuan desain dari produk yang akan dihasilkan, desain atas lokasi, dan tata letak pabrik, desain atas kegiatan pengadaan masukan yang diperlukan, desain atas metode dan teknologi pengolahan, desain atas organisasi perusahaan, dan desain atas job description dan job specification.
  2. Keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi (operations). Keputusan produksi atau operasi ini berjangka pendek, berkaitan tentang keputusan taktis dan operasi. Di dalamnya terkait jadwal produksi, gilir kerja (shift) dari personil pabrik, anggaran produksi, jadwal penyerahan masukan ke subsistem pengolahan, dan jadwal penyerahan keluaran ke pelanggan atau penyelesaian produk.
  3. Keputusan atau kebijakan perbaikan secara terus-menerus dari sistem operasi. Karena sifatnya berkesinambungan (terus-menerus), maka kebijaksanaan tersebut bersifat rutin. Kegiatan yang tercangkup di dalamnya pada pokoknya meliputi perbaikan terus-menerus dari mutu keluaran, keefektifan dan keefesinan sistem, kapasitas, dan kompetensi dari para pekerja, perawatan sarana kerja atau mesin, serta perbaikan terus menerus atas metode penyelesaian atau pengerjaan produk.
Berpijak pada definisi tersebut maka Manajemen Produksi atau Opersional dibangun atas tiga keputusan dan aktivitas utama, yaitu keputusan dan aktivitas desain, transfrmasi, dan perbaikan terus-menerus atas sistem.
C.   Pengertian Produktivitas
Dalam berbagai referensi terdapat banyak sekali pengertian, mengenai produktivitas yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
  1. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain ialah ”ratio” daripada apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input);
  2. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada kemaren, dan hari esok lebih baik dari hari ini; dan
  3. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga fator; investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi, serta manajemen, dan tenaga kerja
Selanjutnya  Ravianto (1986:2) mengemukakan, ”Produktivitas bukanlah ukuran produksi atau keluaran yang diproduksi. Produktivitas adalah ukuran dari seberapa baik kita menggunakan sumber daya dalam pencapaian hasil yang diinginkan. Hasil yang didapatkan berhubungan dengan efesiensi dalam mendapatakan hasil dengan menggunakan sumber daya yang minimal”.
Efektivitas berfokus pada keluaran, dan efektivitas adalah seberapa baik (besar) dihasilkan keluaran dari masukan sumber daya yang ada. Atau dapat dikatakan, seberapa efektif sumber daya yang ada digunakan untuk mengahasilkan keluaran yang optimal, atau efektif mendekati pengertian seberapa jauh kita mendayagunakan masukan sumber daya yang ada. Sedangkan efisiensi berfokus pada masukan, dan efisiensi adalah seberapa hemat masukan sumber daya digunakan untuk menghasilkan keluaran yang ditentukan.
Secara umum, sering produktivitas diartikan sebagai efisiensi penggunaan sumber daya untuk menghasilkan keluaran. Produktivitas adalah fungsi dari efisiensi dan efektivitas. Dengan demikian, kegiatan yang dilakukan secara efisiensi dan efektif di dalam penggunaan sumber daya termasuk bahan-bahan, uang dan waktu akan menghasilkan produktivitas yang relatif tinggi.
Jadi produktivitas adalah ukuran sampai sejauh mana sumber-sumber daya disertakan dan dipadukan dalam organisasi dan digunakan untuk mencapai kualitas dan jumlah hasil produksi yang maksimal, sehingga produktivitas merupakan perpaduan antara efektivitas dan efisiensi. Produktivitas juga harus dikaitkan secara langsung dengan aspek-aspek kualitas, efektifitas, dan efisiensi. Dalam hal ini produktivitas pencapaian tujuan pada tingkat kualitas tertentu (output) dan efesiensi penggunaan sumber-sumber daya (input) (Vincent Gaspers, 1998: 33).
Anoraga (1998: 52) mengemukakan, ”Produktivitas adalah menghasilkan lebih banyak, dan berkualitas lebih baik, dengan usaha yang sama. Dengan demikian produktivitas tenaga kerja adalah efesiensi proses menghasilkan dari sumber daya yang dipergunakan”.
Produktivitas bukanlah membuat karyawan bekerja lebih lama atau lebih keras. Peningkatan produktivitas lebih banyak merupakan hasil dari perencanaan yang tepat, dari investasi yang bijaksana, dan teknologi baru, dari teknik yang lebih tinggi. Di luar ini, produktivitas tergantung pada usaha yang penuh kesadaran dari tiap-tiap karyawan. Kesediaan untuk bekerja secara memadai untuk gaji yang memadai.
Produktivitas menunjukkan kegunannya dalam membantu mengevaluasi penampilan, perencanaan, kebijakan pendapatan, upah, dan harga melalui identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan, membandingkan sektor-sektor ekonomi yang berbeda untuk menentukan prioritas kebijakan bantuan, menentukan tingkat pertumbuhan suatu sektor atau ekonomi. John Suprihanto menyebutkan bahwa dalam produktivitas terkandung tiga hal pokok, yaitu:
a)      Produktivitas diartikan sebagai kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu.
b)      Produktivitas adalah perbandingan antara pengorbanan (output) dengan penghasi lan (input).
c)      Produktivitas adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini haruslah lebih baik hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional mempunyai pengertian sebagai sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.


D.   Karakteristik Produksi Modern
Ciri-ciri dari produksi modern ialah adanya spesialisasi, saling ketergantungan dan produksi massal.
1.  Spesialisasi
Jika kita perhatikan  bisnis ada yang hanya bergerak dalam memproduksi barang-barang tertentu. Seperti membuat sepatu, membuat tekstil, membuat ouderdil mobil, ada yang bergerak dalam bidang membuat barang (pabrik), ada yang menjual barang saja (para pedagang)  dan sebagainya. Demikian pula dalam permbagian kerja sudah dijumpai spesialisasi jabatan.
Beberapa produsen memusatkan diri pada pembuatan barang tunggal dan produsen lainnya membatasi produksi pada suatu garis dari produk yang saling berhubungan. Sebagai contoh pada industri manufaktur pembuatan sepeda motor, semua komponen yang ada di sepeda motor tersebut tidak diproduksi seluruhnya tetapi sebagian ada yang merupakan hasil produksi dari perusahaan lainnya sehingga setiap perusahaan komponen tersebut akan saling berhubungan dan akan saling memberikan informasi mengenai apa yang menjadi peluang pasar, disamping itu biaya produksi akan menjadi lebih kecil dan yang paling utama adalah terjaganya kualitas komponen. Spesialisasi dapat diartikan pula sebagai pembagian pekerjaan, ini berlaku baik pada tingkat pekerja yang juga memiliki spesialisasi dalam hal ketrampilan latar belakang pendidikan.
2.      Interdependence (saling ketergantungan)
Karena bisnis sudah bergerak dalam bidang tertentu, suatu perusahaan bergantung kegiatannya pada perusahaan lain. Misalnva pedagang besar bergantung usahanya kepada para produsen, dan dia bergantung pula kepada perusahaan angkutan yang mengangkut barang. Dia juga sangat mernbutuhkan sarana telepon, pos dan listrik yang dikerjakan oleh sektor lain.


3.   Produksi massal
Barang dihasilkan dalam jumlah besar dan terus menerus dalam berbagai ukuran sehingga mudah dipilih oleh konsumen. Produsen membuat barang untuk orang-orang yang tidak dikenal. Oleh sebab itu, produsen harus mengetahui selera konsumen agar produksi yang di buat secara massal mudah di pasarkan. Dengan adanya produksi massal dan barangnya laku di pasar, akan timbul keuntungan baik bagi bisnis itu sendiri maupun bagi masyarakat dan negara. Tenaga kerja akan lebih banyak tertampung, pendapatan karyawan semakin meningkat. Demikian pula pendapatan masyarakat bertambah, dan standar hidup juga semakin membaik.
4.  Mekanisme
Karakteristik yang juga dimiliki oleh industri modern adalah adanya mekanisasi. Mekanisasi ini muncul setelah adanya revolusi industri yang merubah tenaga manusia dengan menggunakan peralatan atau mesin-mesin dalam rangka mencapai tingkat produktivitas yang lebih baik. Penggunaan mesin atau mekanisasi ini dapat ditemui dalam semua aspek kehidupan dan tidak hanya dalam dunia industri manufaktur. Perkembangan mekanisasi peralatan setiap waktunya mengalami kemajuan yang sangat pesat, apabila pada awal dicetuskannya ide mekanisasi hanya dititik beratkan pada penggantian tenaga manusia (ketrampilan tangan manusia) saat ini tengah mulai dicoba untuk memasukkan sejumlah kecerdasan buatan (intelligence) tertentu ke mesin. Dengan kecerdasan buatan ini mesin atau peralatan sudah mulai tidak menggunakan bantuan manusia secara keseluruhan, akan tetapi telah menerapkan sejumlah kecerdasan seperti pengendalian numerical (numerical control), otomatisasi (automation), keseragaman produk (variety) sehingga kualitas produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih terkendali.
Dengan kemajuan teknologi dalam bidang manufaktur tersebut mendorong manusia selalu meningkatkan kemampuan proses dengan penemuan-penemuan dalam hal rekayasa teknologi industry. Hal ini mendorong efisiensi dan keefektifan dalam penggunaan material sehingga tidak banyak produk cacat sehingga peningkatan kapasitas produksi dan meminimalkan penggunaan biaya dapat lebih terkendali.
E.  Proses Produksi
     1. Pengertian Proses Produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995). Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber antara lain tenaga kerja, bahan-bahan, dana dan sumberdaya lain yang dibutuhkan.
Produksi merupakan suatu sistem dan di dalamnya terkandung tiga unsur, yaitu input, proses, dan output. Input dalam proses produksi terdiri atas bahan baku/ bahan mentah, energi yang digunakan dan informasi yang diperlukan. Proses merupakan kegiatan yang mengolah bahan, energi dan informasi perubahan sehingga menjadi barang jadi. Output merupakan barang jadi sebagai hasil yang dikehendaki
2.  Jenis-jenis Proses Produksi
Proses produksi pada umumnya dapat dipisahkan menurut berbagai segi. Pemilihan sudut pandang yang akan digunakan untuk pemisahan proses produksi dalam perusahaan ini akan tergantung untuk apa pemisahan tersebut dilaksanakan serta penentuan tipe produksi didasarkan faktor seperti volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, kualitas produk yang diisyaratkan  dan peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses.
a.    Jenis proses produksi ditinjau dari segi wujud proses produksi
1) Proses produksi kimiawi
Proses produksi kimiawi merupakan suatu proses produksi yang menitikberatkan kepada adanya proses analisa atau sintesa serta senyawa kimia. Contoh perusahaan obat-obatan, perusahaan tambang minyak dan lain-lain.
2)  Proses produksi perubahan bentuk
Proses perubahan bentuk adalah proses produksi dimana dalam pelaksanaannya menitikberatkan pada perubahan masukan (input) menjadi keluaran (output) sehingga didapatkan penambahan manfaat atau faedah dari barang tersebut. Contohnya perusahaan mebel, perusahaan garmen dan lain-lain.
3)  Proses produksi assembling
Proses produksi assembling merupakan suatu proses produksi yang dalam pelaksanaan produksinya lebih mengutamakan pada proses penggabungan dari komponen-komponen produk dalam perusahaan yang bersangkutan atau membeli komponen produk yang dibeli dari perusahaan lain. Contohnya perusahaan yang memproduksi peralatan elektronika, perakitan mobil dan lain sebagainya.
4)  Proses produksi transportasi
Proses produksi transportasi merupakan suatu proses produksi dengan jalan menciptakan jasa pemindahan tempat dari barang ataupun manusia. Dengan adanya pemindahan tempat tersebut maka barang atau manusia yang bersangkutan ini akan mempunyai kegunaan atau merasakan adanya tambahan manfaat. Contohnya perusahaan kereta api, perusahaan angkutan dan lain-lain.
5)  Proses produksi penciptaan jasa administrasi
Proses produksi penciptaan jasa administrasi adalah suatu proses produksi yang memberikan jasa administrasi kepada perusahaan-perusahaan yang lain atau lembaga-lembaga yang memerlukannya. Pemberian metode penyusunan, penyimpanan dan penyajian data serta informasi yang diperlukan oleh masing-masing perusahaan yang memerlukannya merupakan jasa yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan semacam ini. Contohnya lembaga konsultan manajemen dan akuntansi, biro konsultan manajemen, dan lain-lain.
b.      Jenis proses produksi ditinjau dari segi arus proses produksi
1)  Proses produksi terus-menerus.
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar.
2)  Proses produksi terputus-putus
Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses.
3)  Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.
c.       Jenis proses produksi ditinjau dari segi penyelesaian proses produksi
Tujuan pemisahan proses produksi menurut segi penyelesaian proses ini pada umumnya untuk mengadakan pengendalian kualitas dari proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan. Pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1)  Proses produksi tipe A
Proses produksi ini merupakan suatu tipe dari proses produksi dimana dalam setiap tahap proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan dapat diperiksa secara mudah. Dengan demikian pengendalian proses dapat dilaksanakan pada setiap tahap proses, sesuai dengan yang dikehendaki oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan.
2)  Proses produksi tipe B
Proses produksi tipe ini merupakan suatu proses produksi dimana di dalam penyelesaian proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan akan terdapat beberapa ketergantungan dari masing-masing tahap proses produksi, pemeriksaan hanya dapat dilaksanakan pada beberapa tahap tertentu saja. Dengan demikian pengendalian proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan akan terbatas kepada beberapa tahap proses yang dapat diperiksa secara mudah.
3)  Proses produksi tipe C
Perusahaan yang penyelesaian produksinya termasuk di dalam kategori proses produksi tipe C ini adalah perusahaan yang melaksanakan proses penggabungan atau pemasangan (assembling). Pelaksana proses produksi dalam perusahaan tersebut dilakukan dengan pemasangan atau penggabungan komponen-komponen produk.

4)  Proses produksi tipe D
Proses produksi tipe ini merupakan proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan dengan menggunakan mesin dan peralatan produksi otomatis. Mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan dalam perusahaan tersebut dilengkapi dengan beberapa peralatan khusus untuk melaksanakan pengendalian proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.
5)  Proses produksi tipe E
Proses produksi ini merupakan proses produksi dari perusahaan-perusahaan dagang dan jasa. Pelaksanaan proses produksi yang agak berbeda dengan perusahaan-perusahaan semacam ini menjadi agak berbeda dengan beberapa perusahaan yang melaksanakan processing dalam proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan yang bersangkutan.
F.  Langkah-langkah Proses Produksi
1.    Seleksi proses
Seleksi proses mencakup semua keputusan mengenai tipe atau jenis proses produksi dan peralatan tertentu yang digunakan. Keputusan pertama yang harus dilakukan adalah berkenaan dengan pencarian jawaban atas pertanyaan : dapatkah produk dibuat? Apakah tersedia teknologi untuk membuat produk yang sedang dipertimbangkan? Pertanyaan-pertanyaan ini terutama bersangkutan dengan pemilihan teknologi utama, bukan dengan kelayakan ekonomik. Bila teknologi telah tersedia, keputusan seleksi proses berikutnya adalah menentukan tipe proses produktif yang digunakan. Sehingga produksi dapat teroganisir dan tidak terjadi kerusakan dalam proses produksi. (Handoko,1999:121).
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan seleksi proses secara ringkas dapat diperinci sebagai berikut:


a.    Kebutuhan modal
Berapa banyak modal yang dibutuhkan untuk persediaan, mesin-mesin, peralatan dan fasilitas-fasilitas lainnya? Proses aliran garis biasanya untuk memerlukan modal lebih besar dari pada aliran intermiten atau proyek.
b.    Kondisi pasar
Apa kebutuhan dan keinginan para pelanggan? Apakah perkiraan volume penjualan pada harga yang direncanakan dapat menghasilkan laba yang diinginkan? Apakah kondisi persaingan sekarang dan diwaktu yang akan datang menguntungkan?
c.    Tenaga kerja
Apakah suplai tenaga kerja mencukupi sesuai dengan kebutuhan suatu jenis proses pada biaya wajar? Bagaimana prospek tersedianya tenaga kerja diwaktu yang akan datang?
d.   Bahan mentah
Apakah bahan mentah tersedia dalam jumlah yang memadai? Apakah ada perubahan-perubahan bahan mentah dalam proses produksi?
e.    Teknologi
Perusahaan harus mempertimbangkan kemajuan teknologi baik untuk proses maupun produk. Apakah teknologi produk dan proses cukup stabil untuk mendukung proses selama periode waktu tertentu?
f.     Ketrampilan manajemen
Dapatkah perusahaan menguasai dan memelihara tipe ketrampilan-ketrampilan manajemen yang dibutuhkan? Sebagai contoh, untuk proses intermiten, perusahaan mungkin akan memerlukan ketrampilan manajemen operasi dalam forecasting, scheduling dan pengendalian persediaan. (Handoko, 1999: 130-132).
g.    Pemilihan Teknologi
Teknologi telah menjadi suatu faktor dominan dalam bisnis dan dalam kehidupan kita. Kemajuan teknologi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap manajemen operasi. Keputusan-keputusan seleksi proses dan pemilihan teknologi berhubungan sangat erat dan saling berkaitan. Tetapi salah satu keputusan tidak selalu harus mendahului keputusan yang lain karena dalam praktek kedua keputusan ini sering dibuat secara bersamaan.
Pemilihan teknologi mempunyai dampak terhadap semua bagian operasi terutama dalam desain pekerjaan. Pemilihan teknologi dan desain pekerjaan dipadukan dalam suatu desain sosioteknikal secara optimum. Disamping itu pemeliharaan teknologi mempengaruhi seluruh aspek operasi-operasi lainnya, termasuk produktivitas dan kualitas produk.
Keputusan teknologi juga mempengaruhi strategi perusahaan dengan keterkaitnya pada proses, peralatan, fasilitas dan prosedur yang telah dipilih. Jadi, pemilihan teknologi bukan merupakan keputusan yang tertutup, tetapi mempengaruhi semua bagian operasi dan bisnis. Teknologi yang Tersedia
1)  Teknologi pabrik
Ada tingkatan teknologi bila diindentifikasikan atas dasar apakah manusia atau mesin yang menyediakan tenaga dan mengendalikannya. Tingkatan pertama adalah pekerjaan tangan, dimana manusia merupakan sumber tenaga dan pengendali bagi alat-alat yang digunakan. Tingkatan kedua adalah pekerjaan mesin, dimana mesin menyediakan tenaga, tetapi menusia masih harus mengendalikan peralatan-peralatan. Tingkatan ketiga dimana proses telah diotomatisasikan, mesin merupakan sumber tanaga dan pengendali. Manusia berfungsi sebagai pemrogram dan pengawas mesin.
2) Teknologi perkantoran
Teknologi perkantoran telah berkembang sagat pesat dengan ditentukannya mesin-mesin ketik elektrik, mesin foto-copy elektronik. Teknologi pengolahan kata yang dikomputerisasikan sekarang menjadi semakin ekonomikal dan akan merubah secara drastis tata kerja perkantoran.



BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Suatu sistem produktif adalah proses pengubahan masukan-masukan sumber daya menjadi barang-barang dan jasa . Manajemen operasi dapat juga didefinisikan sebagai pelaksan kegiatan-kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan, perancangan, pembaharuan, pengoperasian dan pengawasan sistem produktif.
Pentingnya mempelajari manajemen poduksi adalah topik-topik yang dipelajari dalam manajemen produksi berkaitan dengan desain, operasi dan pengawasan sisi penawaran organisasi-organisasi. Proses pembuatan keputusan diawali dengan perumusan masalah yang dilakukan dengan menguji hubungan sebab-akibat, mencari penyimpangan-penyimpangan, dan yang paling penting adalah berkonsultasi dengan pihak lain.
Dapat disimpulkan, tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di samping hasil produksi yang harus bagus kwalitasnya juga harus di pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi.  Tugas-tugas tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu. Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi.
B.   Saran
Setelah mengetahui kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, maka penulis menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalam menjalankan suatu produksi harus tahu terlebih dahulu terhadap penentuan standart suatu produksi sehingga barang yang di produksi bisa di awasi dalam kegiatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Husni Mubarok, M.M. Pengantar Bisnis. Kudus:Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri(STAIN). 2010
http://nurrahmanarif.wordpress.com/2008/11/12/manajemen-operasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar